Sep 17, 2006

Tim Keuangan, How I Miss U So...


Bismillah..

Sekarang ini lagi kangeeen... bangetttt sama temen-temen keuangan...

Tahun lalu, aku berempat Anis, Fajar dan Oskar merupakan tim keuangan di BEM UI 0506. Dari kesemua tim keuangan itu, cuma aku satu-satunya yang bukan anak FE (fakultas ekonomi), sementara Anis, Fajar dan Oskar semuanya kuliah di ekonomi. Anis, aku dan Oskar kebetulan sama-sama angkatan 2001, dan Fajar angkatan 2002. Inget banget deh waktu di awal-awal kita bersusah-payah bikin SOP keuangan (standard operational procedures –red) yang ajeg, adil dan bisa meminimalisir penyelewengan.

Dipandu Oskar sebagai Staf Ahli Ekonomi dan Keuangan, kami pun merumuskan poin-poin yang kiranya harus menjadi perhatian utama. Pokoknya setiap aliran uang yang keluar-masuk harus diketahui sama aku sebagai bendum (bendahara umum), serta Anis dan Fajar sebagai staf keuanganku sekaligus auditor. Caranya, dengan mengaudit anggaran yang diajukan kepanitiaan/bidang/biro, mengontrol penggunaannya saat kegiatan berjalan, plus memeriksa kembali laporan keuangannya ketika kegiatan sudah berakhir.

Awal yang cukup menegangkan.
Usulan SOP keuangan kami agak deadlock di rapat BPH.
Si Mr.Biggy, leader of our BEM, cuma mau tau bahwa kita bikin peraturan yang baik. Baik itu, menurut dia, bisa meminimalisir penyelewengan tadi, dan diterima semua pihak. Untuk poin kedua ini, kami pasang badan. Masalahnya ada peraturan yang gak bisa diterima sama beberapa pihak. Menurut mereka, uang yang sepenuhnya dipegang sama Bendum akan mempersulit prosedur penggunaan, in-efisiensi dan in-efektivitas, serta ber-bla-bla alasan lainnya. Otomatis kami serentak mengerutkan kening. Rasa-rasanya gak bakal segitunya deh. Masalahnya uang yang dipegang oleh bidang nantinya akan sulit terkontrol. Iya kalau setiap uang keluar-masuk dilaporkan. Kalau enggak? Dan tetep aja, perputaran uang tanpa sepengetahuan kami sangat mungkin terjadi.

Di masa itu, deadlock menghadang. Aku akhirnya bicara sama beberapa BPH. Sambil menahan bingung dan gemas, aku tekankan bahwa pertanggungjawaban keuangan ada padaku. Jadi kalau ada apa-apa di kemudian hari, yang dipanggil duluan di persidangan akhirat sama Allah tuh aku. Bukan si A, si B, si C. Tapi Mr. Biggy kekeuh menyanggah. Gimana-gimana pimpinan tertinggi ada pada dirinya. Jadi kalau ada apa-apa, yang pertama dipanggil Allah untuk bertanggung jawab ya dia.
Huh. Tapi kan yang megang keuangan langsung tuh aku, Biggyyy…

Akhirnya si Biggy ambil jalan tengah.
Dia mau peraturan tegak, tapi dia juga gak kepingin ada yang terluka. Anis bahkan sampai terperangah. Dimana-mana bikin peraturan kan gak harus minta pertimbangan si objek hukum dulu, begitu katanya.
Fajar dan Oskar mengangguk dengan kuat, "Sepakat!!!".

Ok, ok. Aku mengalah pada putusan pimpinan. Yang penting aku sudah perjuangkan semaksimal yang aku bisa. Kalau ada apa-apa, tanggung jawab ya. Aku sudah mengingatkan.

Di awal tahun itu, Oskar lebih banyak berperan. Walau cuma muncul di 3 bulan pertama, dia cukup konkret menuangkan konsep dan mengajari banyak hal. Aku gitu lho. Anak psikologi yang tiba-tiba harus berurusan dengan reimburs-reimbursan, laporan keuangan, neraca dan sebagainya. "Jaka sembung naik ojek, gak nyambung, Jack!", kan?


Saat itu Anis harus magang. Fajar, masih malu-malu main ke ruangan Bem di pusgiwa.
"Males saya kalau gak kenal anak-anaknya, Ndra." Begitu dia beralasan.
Dan akhirnya kerja-kerja yang diniatkan di awal menjadi tidak begitu optimal. Sempet juga aku kesal sama Oskar yang gak pernah nongol. Masalahnya dia gak pernah ngasih kabar. Pun Fajar yang suka lambretta kalau didelegasiin tugas ke rektorat dan nyebar laporan keuangan ke fakultas-fakultas. Jadi gemeeesss...banget kalo udah begini.
(Hehehe...Maap-maap ya Oskar dan Fajar ^_^)


Tengah tahun kedua, kami berbenah. Anis sudah selesai dari magangnya, dan Fajar sudah cukup akrab dengan pusgiwa. Kerja-kerja mulai membaik dan kinerja semua orang meningkat. Kalau bidang-biro lain rapat koordinasinya di pusgiwa, terkadang kami memilih rapat di Medina Burger di Jl. Margonda, atau bahkan sampai ke Paparon’s Pizza segala. Bukan apa-apa, Anis yang waktu itu udah kerja baru bisa ke Depok setelah pekerjaannya selesai. Dan itu diatas jam 17.00, sodara-sodara. Maka jadilah kami berrapat-rapat di luar daerah pusgiwa. Oya, semuanya dibayar pake uang sendiri koq, bukan uang Bem lah... Hehehe...


Ada satu kejadian lucu waktu di Medina Burger.
Waktu itu, kami sudah mau memesan menu.
Sampai di meja pesan, aku mengusulkan sesuatu.
"Eh...eh...gini-gini. Si Fajar bayarin Oskar, Oskar bayarin Anis, Anis bayarin aku, aku bayarin Fajar."
Fajar : "Aduh, ribet kalo kaya gitu. Udah sih, bayar sendiri-sendiri aja."
Oskar : "Iya, Ndra...Susah..."
Aku, yang anak psikologi, menjawab dengan sedikit mengotot : "Yahhh.... Biarin. Kan secara psikologis, akan terasa bahwa kita sedang saling mentraktir, walau sebenarnya bayar sendiri-sendiri juga..."
Oskar, karena dia anak ekonomi, menjawab : "Tapi secara ekonomi, itu gak ekonomis, Ndra!!!"
Fajar : "Iya betuuu!!!l!! Sepakat gua sama lu, Kar!"
Indra : "Iih... tapi kan kalo kaya gitu gak asiiikk... udah saling ngebayarin aja!"

Selama kita berdebat itu, mas-mas penjualnya ngeliatin kita aja.
Sampai si Anis menengahi, baru deh kita diam.
"Eh, udah-udah. Cepetan mau pesen apa. Tuh mas-masnya bingung...Maaf ya, Mas..."
Hahaha.... ^_^

Abis itu kita makan dengan menggabungkan dua meja (terkadang sampai 3, kalau lagi rame-rame sama anak-anak lainnya), dan ngobrol-ketawa panjang lebar sampe tu ruangan Medina berasa milik kita. Si mas-mas Medina seperti biasa cuma bisa ngeliatin. Mungkin sambil berpikir, "Ni anak-anaknya siapa sih, ilang disini? Rusuh amat..."
Hehehe....

Hal-hal lucu lainnya, terjadi antara aku dan Anis.
Anis bilang, aku tuh mirip banget sama dia waktu dia jadi bendahara di Senat FE dulu.
Yang belibet-libet sama laporan-lah, yang bon-bon suka keselip-seliplah, sampai yang suka bingung sendiri kalau mau mengerjakan suatu hal.
Dan ternyata, dinamika keluarga Anis juga mirip-mirip sama keluargaku. Yang gak boleh nginep-ngineplah, yang overprotected-lah, dan lain-lain yang hampir-hampir sama.
Kalau inget-inget itu aku jadi pengen ketawa sendiri.
Asal bukan twin ble’e aja deh, Nis...

Ada lagi hal yang konyol terjadi pada salah satu oknum tim keuangan ini.
Jadi waktu itu, si Fajar lagi turun tangga Bem, sambil nyanyi-nyanyi lagu SMS yang doctrinize itu.
"Bang....sms siapa ini , Bang... dst".

waktu itu masih awal2 banget lagu itu keluar. jadi kita masih belum akrab sama lagunya. dan selalu menunjukkan mimik seperti ini --> -_-' kalau lagu itu terdengar (eh, ampe skarang jg masih siih...)

Si Anis sampe ngakak tergelak. Aku yang diceritain juga ketawa gak kalah lebar.
Ya ampuun...Fajar! Bisa-bisanya nyanyiin gituan! Kagak ada yang elit-an dikit apa???
Sampe sekarang, kalau aku dan anis mendengarkan lagu ini dimanapun kami berada, pasti keingetan sama Fajar. Dan abis itu pasti kita gak bisa nahan ketawa ^_^

Tapi selain hal-hal lucu di atas, ada juga kejadian yang bikin kita megap-megap susah bernapas. Waktu itu kita kerepotan nanganin salah satu kepanitiaan yang anggaran keuangannya bermasalah.
Udah deket hari H, dananya yang ditargetin ratusan juta itu belum juga terkumpul. Dah gitu panitianya gak mau acaranya dikurangi atau dimodifikasi biar bisa menekan anggaran. Sementara BEM juga gak punya uang sebanyak anggaran mereka untuk nalangin.
Bener-bener deh... Mana waktu itu Anis lagi persiapan sidang. Sampe dia ditungguin (dan dimarahin) sama temen-temennya yang mau ngajarin dia. "Hare gene udah mau sidang masih ngurusin BEM, Nis???" Kira-kira begitulah omelan teman-temannya Anis.
Aku, Fajar dan beberapa BPH juga harus rela pulang agak larut karena mencari solusi yang pas buat kepanitiaan ini. What a hectic day-lah ketika itu...

Yahh...begitulah kenangan-kenangan tim keuangan.
Mulai dari yang nyebelin, sampe yang malu-maluin. Dan sekarang kami udah misah-misah.
Si Anis sampe sekarang masih kerja di redaksi majalah ekonomi syariahnya.
Oskar terakhir dengar kabarnya, akan melanjutkan S2 di Australia.
Dan Fajar, kemarin2 dia ngirim sms begini...
"doakan ya, Insya Allah saya besok mau umroh. Kapan tim keuangan kumpul lagi? Kangen nie..."
Waaa...Fajaaaar....umroh....!
Sms-nya bikin tambah kangen aja sama semuanyaaaa....
Iya. Rencananya suatu saat kami akan jalan-jalan ke Taman Safari. Tapi entah kapan, soalnya semua udah pada sibuk sekarang :(

Duh, tim keuangan-ku....how i miss u so-lah pokoknyaaa! :(

3 komentar:

anugerah perdana said...

menyenangkan sekali ya punya sobat se-tim kayak gini ! jadi inget masa muda *halah*

Anonymous said...

Hmm... kayaknya masih ada PR yang belum diselesaikan deh...

Indra Fathiana said...

to PU: iya nih, boy...lo bantuin donk makanya...amanah tiada akhir neh..hiks..