Feb 6, 2016

Jurnal Harian Anak

Bismillah.

Sudah waktunya tidur dan saya tak bisa memejamkan mata. Banyak hal belum selesai, dan mungkin tak pernah selesai karena mereka terus berulang setiap harinya. Pantas waktu saya bertanya serius pada seorang dokter tentang bagaimana tidur dengan lelap berkualitas, dia hanya tertawa dan menjawab sekenanya, “selesaikan semua urusan, mbak Indra. Tapi sayangnya urusan gak habis-habis ya.. hahaha...”. Fiuh :D

Tadinya saya mau bikin rancangan resep buat beberapa hari ke depan. Tapi teringat dan lebih tepatnya tergoda untuk ikutan nulis jurnal harian tentang perkembangan anak-anak. Yaa buat direcord aja, supaya kelihatan progress atau kemundurannya dari waktu ke waktu. Tapi kemudian teringat lagi kalau di folder leptop ini ada sekian tulisan yang rencananya akan dipost ke blog, tapi tak selesai daaann feel nya udah terbang entah kemana. #PR

Baiklah kita mulai dari yang saya pingin tulis aja dulu lah ya.

Jurnal harian anak.

Sesuai namanya, ini adalah rekam jejak observasi anak-anak sehari-hari. Tentang polahnya, aktivitas, dan terutama hal-hal positif yang mereka lakukan. Seorang teman saya yang praktisi dunia anak menyarankan untuk menuliskan (benar-benar MENULISKAN) hal positif yang dialami/dilakukan anak-anak setiap harinya. Ini berguna untuk membobol mindset dan kumpulan memori serta emosi negatif setelah berinteraksi dengan anak seharian. Maklumlah, jadi IRT yang stay at home selama 24 jam bareng bocah-bocah bukan tidak mungkin bikin kepala ini bertanduk dan berasap :D. Dan kalau sudah begini -apalagi terus terakumulasi setiap hari- yang terjadi adalah penumpukan informasi, pengalaman, memori atau emosi yang negatif tentang parenting. Akhirnya jadi berpikiran bahwa mengasuh anak itu susah, tidak menyenangkan atau bahkan menyebalkan, bikin capek dst dst. Lah padahal yang dulu minta dikaruniai anak..siapa.. wkwk.. *ngomong sama kaca*

So menuliskan pengalaman atau hal positif yang terjadi pada anak di hari itu, akan mereduksi pikiran-perasaan negatif kita. Meski secara faktual ada hal negatif terjadi, namun setidaknya akan mengalihkan diri kita dari state negatif tentang pengasuhan anak atau naudzubillah terhadap si anak itu sendiri. Menulis hal positif juga akan membimbing kita agar cenderung melihat hal-hal baik, yang pada gilirannya menggiring kita untuk bersyukur daripada mengeluh. Mudah-mudahan dengan bersyukur ini, Allah tambahkan lagi nikmat-Nya tak henti-henti :)

Manfaat lainnya tentu saja diri kita akan lebih ringan menjalani dinamika hidup bersama para bocah. Kita akan terbiasa melihat anak-anak dengan kacamata positif, dan ini sangat-sangat penting dalam pekerjaan superduper amazing bernama parenting. Meski saya sangat akui membersamai unyil-unyil itu cukup melelahkan, tapi kalau jiwa kita riang menjalaninya, insya Allah rasanya akan lebih ringan, sehat di jiwa.

Ohya, setelah ditulis, catatan ini perlu dibaca bersama pasangan. Kalau bisa berulang-ulang sebelum tidur. Ulangi selama beberapa hari dan lebih bagus lagi lakukan berturut-turut dalam 27 hari.

Terus.. mana contoh jurnal hariannya..?

Hehe.. sudah ngantuk. Saya posting di tulisan berikutnya aja :D








0 komentar: