Satu-satunya jalan adalah menghubungi para penguji. minta maaf atas keterlambatan (lagi) dan memohon supaya mereka bisa memakluminya.
Terbata kuhubungi penguji kedua. Kerongkonganku tercekat, sambil tak henti memanjatkan “robbisyrohli shodri wayassirli amrii…” di dalam hati.
Pak R, penguji 2-ku, bertanya dengan sangat pengertian.
“Kamu sudah sampai mana sekarang? Saya sih tidak masalah kalau bab 5 belum jadi… Bisa nyusul. Itu kalau saya ya. Tapi ujiannya tetap besok kan?”
“Iya tetep besok. Tapi kan belum selesai, pak…”
“Oh gak masalah… Pak Z (penguji 1 –red) gimana? Yang untuk beliau sudah diserahkan?”
“Tadinya saya harus anter ke Menteng, Pak. Tapi kayanya waktunya tidak memungkinkan… Ini belum selesai… Kalau saya harus kejar ke rumahnya juga gapapa deh Pak…”
“Lah terus kamu belajar untuk ujian besok gimana? Rumah kamu dimana?
“Cipinang, Pak…”
“Pak Penguji 2 itu rumahnya di Ciputat, lho… Rumah saya juga. Kamu yakin mau kesana?”
“Mmm… ya abis gimana lagi pak…”
“Trus belajarnya kapan?”
“Yaaa… malam ini juga…”
“Hehee… *terkekeh* Gini aja. kalau mau, kamu bisa titip saya draft untuk Pak Z. rumah saya juga di Ciputat (perumahan komp. dosen UI –red). Nanti biar saya yang antar, tapi kamu hubungi beliau dulu ya, boleh atau tidak...”
“Iya, rencananya saya hubungi Bapak dulu, baru hubungi Pak Z. Bapak di kampus sampai jam berapa?
“Saya sampai maghrib disini. Kamu sudah di kampus?”
“Iya, saya di perpus, masih ngetik… bab 5-nya belum…”
“Nah, syukur kalau sudah di kampus”
“Ya sudah. Saya hubungi Pak Z dulu ya Pak. Makasih banyak”
“Yaya… saya tunggu..”
Aaah... Gak peduli deh tadi ngomong sama Pak R udah bergetar gitu suaranya.
Thanx Allah, Pak R baek banget!
Usai menghubungi Pak R, Nasrul, adik kelasku yang mengamati kepanikanku hari ini, berkomentar…
“Ya ampun, mba Indra… mellow banget sih… tenang aja ngapa…sampe nangis begitu…”
Aku tak menjawab.
Biarin. Gak empati amat sih… *sigh*
“Trus gimana, bisa ngubungin pengujinya?”
“Bisa.”
Aku menghubungi Pak Z, penguji 2-ku.
bla…bla…bla…
Alhamdulillah… boleh dititip ke Pak R!
Pak R di kampus sampai maghrib. Berarti masih ada waktu 2 jam lagi untuk selesaikan semuanya!
Aku menarik nafas panjang. Belum sholat asar.
Kulangkahkan kaki menuju musholla gedung B.
Bersyukur sekali suasananya bisa ngepas begini. Pas aku berada di puncak kepanikan, ada waktu sholat dimana aku bisa sejenak mendinginkan kepala dan beristirahat.
Dan kehambaanku serta-merta menghina diri di hadapan Yang Maha Perkasa…
Pasrah… dan hanya bisa berserah…*luber-luber deh tuh sajadah…*
Aku memohon kepada-Mu dengan segala kelemahanku…
Dengan segala kehinaanku, kehambaanku, ketidakberdayaanku…
Kumohon kekuatan dari-Mu, Yaa Aziiz…
Berilah aku petunjuk, ketenangan, kemudahan dan pertolongan-Mu
Jika bukan kepada-Mu, Ya Rohmaan, Ya Rohiim… kepada siapa lagi aku memohon pertolongan…
Laa hawla walaa quwwata illa billah…
Robbanaa aatina min ladunka rohmah, wa hayyi’lana min amrina rosyada… Robbisyrohli shodrii wayassirli amrii… wahlul ‘uqdatan min lisaaani yafqohu qouli…”
Selepas sholat, perasaanku lumayan tenang dan bisa berpikir sedikit lebih lancar (cuma sedikiiit, soalnya loading otakku agak2 melemot saking paniknya).
Terus… dan terus berusaha.
Begitu maghrib tiba…
Argh! Masih sampai subbab diskusi! Mana flashdisk pake kebawa temen waktu minta tolong nge-print tadi… Terpaksa minjem flashdisk temen (jzk to Rahma ’03 :) dan nge-print di fakultas sampe jam setengah 8 lewat. Padahal tu rental harusnya tutup dari jam 7 dan aku dengan gak enak hati minta tolong supaya jangan tutup dulu… (mas dan mba rental gedung H, makasih byk atas pengertiannya ya). dan berulang kali meng-sms Pak R, memberi kabar bahwa aku masih harus memperbanyak skripsiku sebelum diserahkan.
Setelah itu terpaksa jalan ke fotokopian depan FH karena fotokopi fakultas dah tutup semua, lalu ngetik abstraksi sebentar di rental, dan nungguin tu skripsi dibongkar-pasang sampe rapi.
Jam 8 lewat, Pak PS menelpon.
“Indra, sedang dimana sekarang? Pak R barusan menelpon saya, menanyakan skripsi kamu,”
“Iya, Pak…” *panik* “Saya masih motokopi… Tadi saya udah hubungi Pak R, Pak. terus beliau katanya masih di kampus…”
“Cepat hubungi beliau dan serahkan ya.”
“Iya, Pak… Iya…”
Fiuh!
Aku mengambil HP dan menghubungi Pak R.
Oalah… ternyata tadi Pak R menelponku tapi aku gak denger… Pantas saja beliau menghubungi Pak PS-ku. Alhamdulillah, Pak R masih bersedia menunggu.
Lantas aku beralih ke tukang fotokopian.
“Bang, udah selesai belom? Boleh cepetan dikit gak? ditungguin dosen nih!”
“Wah, kalo ngebongkar jilidan begini mah gak bisa sebentar…”
“Duh! Ya udah saya tungguin… tapi cepetan ya Bang…” *tetep mendesak*
Akhirnya tu skripsi selesai juga dijilid.
Aku berlari kecil menuju fakultas.
Bab 4 dan bab 5 yang cukup buruk sepertinya. Aku tak suka mengerjakan sesuatu dengan tidak memuaskan. Dan bab 4-5-ku sangat tidak memuaskan. Semuanya dikerjakan dalam serba kepanikan dan kemendesakkan.
Ah… Apapun yang terjadi besok, terjadilah…
Dah gak tau lagi musti gimana…
Aku tau ini tidak optimal, ya Allah… tapi aku sudah berusaha semampu yang kubisa… :(
***
Sampai di meja Pak R…
“Bapak… mohon maaf baru selesai…”
“Yaya… tidak papa…”
“Masih sibuk, Pak?”
“Iya ini ada sedikit yang harus dibereskan..”
“Oh… yasudah. Kalo gitu saya pamit ya Pak, makasih banyak…”
“Baik. Jangan lupa istirahat ya…” Pak R tersenyum seperti menguatkan.
“Eh… iya Pak… Makasih… Assalamualaykum… :)”
Aku meninggalkan ruang Pak R dengan ringan.
Mendengar kalimat terakhirnya yang supportif tadi seperti mendapatkan kesejukan luar biasa… walau badan dah pengen remuk kayak apaan tau…
Hmhhh…. Alhamdulillah…
***
Sampai rumah, aku membuka-buka buku kepribadian untuk ujian besok. Membuat display, latihan presentasi dan merangkum poin-poin penting teori kepribadian.
Sekarang sudah jauh lebih lega dibandingkan sebelumnya.
Itu sebabnya aku bisa meminta doa kepada beberapa teman lewat sms dengan nada bercanda ria, seperti tidak terjadi apa-apa sebelumnya. Padahal tadi panik setengah mati!
Kalau kata Freud, mungkin ini satu bentuk ‘reaction formation’; mengalihkan keterancaman ego pada hal lainnya. Sebenernya sih panik banget, tapi dialihkan pada keceriaan supaya egonya gak lagi terancam.
Alhamdulillah, beneran kebawa tenang…
Malam ini, persiapanku hanya bisa sampai jam 2 dinihari. Selebihnya aku tepar berat dengan migren yang kumat.
Hari H, Kamis, 28 Des 06
Jadwal sidangku hari ini sebenarnya jam 9 pagi. Tapi mulai agak telat, entah kenapa. Jadilah di luar ruangan aku membaca-baca lagi ringkasan teori kepribadianku, sambil berdiskusi dengan seorang teman seangkatan (Aniiik… jzk dah nemenin ya!).
Sebelum itu, masih menerima sms support dari abang, Anis Bunnies, K’Dany, dan sempet-sempetnya nelpon Gaga untuk minta penjelasan tentang statistik.
09.36…
Pak PS keluar dari ruangan dan menyilakan aku masuk.
Walau migrenku belum hilang, aku melangkah dengan mantap dan mengucap bismillah…
Seperti sidang-sidang skripsi pada umumnya (di fakultasku), kami lebih mirip diskusi daripada ‘pembantaian’. Pertanyaan tetep banyak, pengkritisan tetep tajam.
“Apa bedanya pria dengan pelaku pelecehan seksual?”
“Penelitian kamu, penelitian psikologi atau sosiologi?”
“Sudahkah RUU APP meng-cover isu pelecehan seksual?”
“Apa usul kamu supaya pelecehan seksual gak marak lagi? Cukupkah dengan RUU APP?”
“Apa hubungan teori Freud dengan teori behavior?”
dst… dst… dst.
Tapi aku sangat bersyukur mendapatkan penguji seperti Pak R dan Pak Z yang sangat konstruktif serta kooperatif. Dan ternyata, bab 4 dan 5 yang kukerjakan di detik2 terakhir kemarin dengan penuh kepayahan, gak terlalu banyak disinggung!
Aku lupa banget, bahwa arogansi teori di psikologi tuh cukup besar.
So, bab 1 dan bab 2 lah yang seharusnya dikuatkan, seperti kata Mba Fit, senior angkatan 98.
Itu sebabnya alur berpikir serta fokus penelitianku sangat disoroti para penguji.
Dan sidang kali ini lama banget, sodara2… sampe 3 jam! Normalnya sih 2 jam-an…
Padahal migren di kepalaku makin hebat.
Dosen lain yang menguji di ruangan yang sama pun bertanya heran…
“Kok kamu lama banget sih sidangnya?”
“Gak tau tuh Mba…”
Tapi apapun itu, yang penting aku… LULUS!
Alhamdulillaah… Alhamdulillaah… Alhamdulillaah… *tak terhingga* ^_^
Sebelum memberi selamat, Pak Z mengisi berita acara dan berkata…
“Ini saya tulis ya… sidang cukup lancar. Setuju gak kamu bahwa ujian kali ini lancar?”
“Mmmmm…. gak lancar, Pak, ngejawabnya…” jawabku polos.
Seketika ketiga dosen dihadapanku tertawa, sementara aku kebingungan walau akhirnya ikutan ketawa juga. By the way, pas kupikir-pikir, tadi tuh seems like silly statement ya ternyata -_-‘
tapi aku kan jujur...
sidangnya sih lancar... tapi aku ngejawabnya gak lancar...
Akhirnya aku keluar dari ruang ujian dengan senyum lebar.
Walau gak ada pom-pom girls yang nyambut (eh, Nuy… mana pom2 girls-nya? hehe…), aku abaikan perasaan kesendirianku.
Gak boleh depend on others, Jiwa.
Toh aku mengerjakan skripsi ini sendirian, melewatkan waktu sampai malam di kampus sama Pak PS juga sendirian, pulangnya sendirian… Gak boleh ada alasan untuk terbebani ketika mengakhiri semua sendirian. Jadi ketika ada seorang sahabat berkata, ‘kasian banget sih kamu, gak ada yang nemenin…’, aku cuma tersenyum.
Never mind… yang lain mungkin sedang sibuk juga.
Yang penting doanya sampai.
Seperti yang Viczhu –saudariku- bilang,
“Keberhasilan seseorang bukan karena kehebatan dirinya semata, tapi karena ratusan tangan tak terlihat, ribuan doa tersembunyi, dan jutaan bantuan yang ikhlas…”
Aaaaaahhhhh……
Alhamdulillaahhh….
Akhirnya bisa menghirup udara segar lagi…
bisa ketawa lepas lagi…
bisa istirahat lagi… (sebentar doank-gak boleh lama2!)
dan tunai sudah amanah akademis ini…
-end-
nb : untuk segala bantuan konkrit dan tidak konkrit (hehe…piss!), doa, celaan, dukungan, sms, komentar, dan apapun yang sudah kudapatkan dari siapapun kalian, maaf… gak bisa ngasih balasan apapun kecuali permohonan agar Allah membalas lebih dari apa yang kalian berikan. Lupa euy kalo disuruh nulis namanya satu2…(sebenernya sih pegel juga…hehe…). Makasih banyak ya… semoga kalian mendapatkan seperti apa yang kalian doakan untuk saya, bahkan lebih dari itu :) aamiiin…
dan buat yang sedang menuntaskan amanah akademisnya... BPH Bem UI 0506 Plus (Azman, ucup, yuwa, dayat plus fajar gembul), mpi, awan, k'hendra, mas aka, bang depoy, hasan, agah, hanibani, alfie, hamida, dll (yg gak kesebut maap2...), GO FOR JIHAD!!! tetap semangat!!! you have my pray along...
gbr doa diambil dari sini, dgn sedikit editan.
gbr kucing ga tau darimana, udah ada di komp rumah.
9 komentar:
selamat...selamat...!
pasti sangat lega ya.
dan, bintang2 di blognya jadi enak utk dilihat.. :)
dah beres nih jadinya?!!!!!
Selamat ya, Jeung!!!
Sekarang udah mulai bisa mikirin yang "lain"???
Hehehehehe
Hidup Fathy!!!!
mbak indraaaaa....,
beres ni ya, jadi boleh nunggu undangan lainnya?
dalam pemikiran, kapan ditaktir?
selamat dan selamat,
satu langkah terlampaui,
dan pijak kaki akan kian teguh,
buat langkah selanjutnya....
siapa berani lagi mengatakan,
untuk jadi tidak kuat?
- join my hand to pray 4 u -
alhamdulillah.....akhirnya satu fase tlah terlampaui...
kita tunggu cerita neng fathy di komunitas yang lainnya :)
selamat......
^_^V
whoaaaa congrats Fat...!!!
wuih bacanya ngos ngosan nih
hehehe,,,
klo sama pegawai keuangan di kotabumi nan sepi mau ga?:P
wakakaka....
selamat yah :)
dan lanjutkan perjuangan yang tak akan pernah berhenti :)
teh indra, jangan sampai lupa untuk 'menghadiahi' diri sendiri. penting pisan untuk recharge.
-agah-
Ndra, inget 'tugas' yang belum diselesaikan... Anis - Fajar udah saya kasih tugas yang lain... Kayaknya belum waktunya istirahat deh... AYO, SEMANGAT!!!
jazaakumulloh, semuanya :)
to trian : maksudnya apa ya? dari dulu bukannya emang enak dipandang? :D
to mas aka: 'yg lain'? wihhh...iya dunk ;)
to anonymous : traktir? duh..lagi skarat pisan euyy.. -_-' but thx a lot 4 ur pray ya. smg dmikian pula doa itu untukmu :) tp ini siapa ya?!?!
to awan: komunitas lain? iya nih,sy mau login ke blogfam ga bisa2... *nyambung ato ga bodo amat deh :D*
to spedaman: bacanya sambil genjot sepeda sih,jd ngos2an deh ^_^
eh, pegawai keuangan? boleh2. buat bantuin sy nabung2 ke bank gitu kan? ;)
to mas andres: iya. blm waktunya berhenti. makasih ya. btw, sehat2 kan dalam pingitan? :D
to agah: menghadiahi diri? kalo dikasi hadiah mah seneng bgt :)
to PU: huuu...purwocoroko...kaga pernah bisa liat orang seneng emang lu.. hehe...
tenang, wo. sy beresin. tp ga tau kapan...kqkqkq :P
iya iya, asap Insya Allah. gua jg udah bosen ngurusin ginian ga kelar2...eh, emang jln2 BPH maunya kapan?
Post a Comment