Tahukah engkau, apa yang aku rindu melebihi rindu dalam setiap definisinya yang kita cerna melalui jutaan aksara?
Ia.
Membentang pertemuan dengan-Nya, membuka tabir dan kemudian menatap Wajah-Nya tanpa pemisah.
Dan
setidaknya di dunia ini, kita singgah di rumah-Nya yang agung.
Bersama-sama duduk menyembah. Melafazkan asma-asma-Nya yang menyemesta
bersama selautan hamba.
Sampai suatu hari, engkau katakan inginmu untuk datang ke sana. Tahun ini. Di Ramadhan istimewa. Kita berdua.
Oh tidak, bertiga bersama buah cinta kita agar ia resapi pengalaman bertamu pada-Nya meski paham belum bisa ia telaah.
Lalu entah mengapa 2 pekan terakhir keharuan itu hadir. Terselip usai shalat berakhir.
Ada cekat-cekat yang menyesak tiba-tiba. Ada rindu yang hanya bisa tunai dalam jumpa.
Apakah kita telah terpanggil?
Bahkan
kita pun tak tahu bagaimana ia akan menjadi nyata. Dunia jauh dari
genggaman, bahkan bisa jadi sekarang layak dirasa beban. Seperti
panggulan besar yang memayahkan meski ditanggung bersama; kerap menguras
fikiran dan membuat asmamu kambuh seketika.
Keinginan ini benar-benar tidak logis. Tampak mustahil dan seolah khayalan.
Tapi Ia telah ajarkan kita untuk beriman. Untuk percaya. Untuk berserah.
“Jika tekadmu telah bulat, maka bertawakkallah kepada Allah.”
Maka,
seperti yang sering kauucap, “seorang juara akan selalu berpikir
tentang ‘bagaimana caranya’.. bukan berhenti menyerah atas keadaan atau
kesulitan.”, engkaupun merajut ikhtiar sambil berharap-harap.
Dan
ba’da isya berjama’ah tadi, setelah kuungkapkan cita yang sama, jiwa
kita saling menerawang rencana. Bila Ia berkehendak, dunia kita yang
getir itu akan tertaklukkan, untuk kemudian kita dapat berjalan
beriringan menuju Rumah yang dirindukan.
Jangan salahkan
jika mata ini mengabur. Jiwa letih ini ingin menyungkur syukur di
tengah hiruk-pikuk persinggahan yang amat singkat tetapi mampu mencipta
kufur. Biarlah serambi-Nya dulu yang kali ini kita sentuh. Karena
Firdaus masih teramat jauh, walau kita tak pernah tahu siapa yang lebih
dulu melabuh sauh.
Jadi... apakah kita telah benar terpanggil?
Kali ini aku tetap ingin merasa yakin.
Karena bagi-Nya segalanya mungkin.
***
Senin 070512. 23:27 wib. Di tengah kesibukanmu menyongsong Jayakarta.
May 8, 2012
Rindu
Diposkan oleh Indra Fathiana di 5/08/2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment