Feb 22, 2008

Aku Malu...


Bismillah...

Bekerja di sebuah lembaga yang mengusung suatu issue universal, agaknya menarik beberapa kalangan untuk bekerjasama dengan kami; aku dan teman2ku di kantor. Kali ini kami berkesempatan bekerjasama dengan (salah satunya) orang2 dari dunia entertainment, dengan segala keunikannya.

Kali pertama bertemu dalam ramah-tamah perkenalan (dimana aku berhalangan hadir), seorang temanku langsung mengeluarkan keluh-kesahnya begitu aku bertanya.

“Lu kebayang donk, Ndra... gw, dengan jilbab panjang gw, masih ‘nongkrong’ di kafe jam 11 malem! Mana amit-amit bau asep rokoknya... bener2 tersiksa...”

Aku mendengarkan ceritanya dengan muka prihatin, walau sebenarnya agak geli membayangkan dia disana ketika itu (hehe...jahat banget ya. Maap ya Mirce... ^_^).

Dan sore itu, kami berkumpul di rumah bosku untuk membincangkan kerjasama kami selanjutnya. Tak banyak orang. Hanya ada aku, bosku, 3 temanku, dan 3 orang dari mereka. Just like usual, tak ada formalitas dalam acara bincang-bincang kami. 2 dari mereka, laki-laki, mengenakan baju kasual, t-shirt dan celana jeans. Sementara satu lagi, si Mbak yang cantik, mengenakan kaus dan (ehm...) celana pendek setinggi ± 25 cm dari atas lututnya. Begitu ia duduk, tangannya langsung meraih bantal dan refleks menutupi bagian tubuhnya yang terbuka itu.

Kami membincangkan banyak hal.
Namun ketika tengah asyik ngobrol kesana-kemari, adzan maghrib dari musholla dekat rumah berkumandang. Bosku yang sedang mengungkapkan pikirannya terus saja berbicara dan kami mendengarkannya dengan seksama. Sampai akhirnya, di bait kedua adzan itu, si Mbak yang cantik memotong...

“Eh, lagi adzan. Gimana kalau kita dengerin dulu?”

Dan semua yang ada di ruangan itu langsung terdiam khusyuk. Hening, dan hanya terdengar adzan yang syahdu memanggil-manggil.

Tiba-tiba aku merasa malu. Maluuu sekali.

note: dulu waktu masih di kampus, dalam rapat2 organisasi yang aku ikuti, tiap kali adzan berkumandang di tengah rapat kami yang belum selesai, selalu saja kami berhenti untuk mendengarkan panggilan itu. tapi sekarang...kenapa gak pernah coba mengusahakan dan membiasakan, malah merasa gak enak sama makhluk bernama manusia... hiks...astaghfirullah...
tapi ini baru soal adzan. seringkali di rapat2 para petinggi yang aku amati, sholat menjadi urusan yang dinomorsekiankan. naudzubillahh...


14 komentar:

Anonymous said...

renungan bagus, memang seharusnya tidak malu ya mbak.

jadi, mbak-nya yang 'itu' umurnya berapa mbak? :p

Indra Fathiana said...

to trian:
iya. harusnya mah PD aja kalo kita yakin itu baik..
tp masih suka ngerasa ga enakkan.. apalagi sm bos, atau partner2 yg 'high class' :'(

btw,p?An terakhir kynya disimpen aja deh. kamu maunya yg umur berapa sih, yan? ntar aku bantu cariin dehh ;P

Anonymous said...

hmmm...klo dikantorku si ga denger adzan, jd jg ga tau kapan hrs brenti dengerinnya :D

nice blog

Pinkina said...

di pabrik panci tempatku kerja juga gak denger Adzan :D

Anonymous said...

Tergantung manusianya kok..nggak semua terlihat dari bungkus luarnya. Masih banyak syuting yang distop untuk sholat magrib atau sembahyang Jum'at. Bahkan sebagian besar crew kami tetap berpuasa walaupun sedang syuting.
Bahkan seluruh crew film & artis pendukung Nagabonar melakukan umroh bersama sebagai rasa syukur atas kelancaran produksi mereka.
Akhirnya semuanya kembali ke kita.

Anonymous said...

subhanallah, sebuah hikmah yang bisa kita ambil.
bahwa di mana pun kita berada, jangan lupa senantiasa mengajak orang lain dalam kebaikan. pelan namun pasti, perubahan pasti terjadi.

Indra Fathiana said...

to suroi dan mba viving: kalo gitu mah adzan aja sendiri :P

to mas iman: iya mas, sy percaya kalo mas iman yang ngomong mah :)) mangkanya, abis ketemu mba itu, langsung ngaca deh.

to mba rita: spakat :)

btw, all, waktu itu, si mba yang cantik pamit pulang buru2. katanya mau pengajian di deket rumah.
walah2..makin malu deh... >_<

Anonymous said...

wah...

seru juga cerita ttg si mbak ini... ups.. maksud saya hikmah dr cerita ini...

jangan2 mbak -nya pake busana gitu juga dlm keterpaksaan krn tuntutan kerjaan kalee ya...

waduh sayang banget tuh..

saya turut berdoa moga si mbak segera bs berhijab kaya neng fathy.

ngomong2 nomor HP si mbak nya berapa ya?

"PLAKKKK .." * waduh... bidadariku jitak dr belakang

*_*V

-Cah Gemblunk -
PS : gimana neng kabarnya? tetap semangat ya, salam u keluarga dari kami berdua di bumu paling timur pulau jawa

Spedaman said...

waaaaaah tulisan yg sangat menggugah.
jadi malu sama diri sendiri,,,

Spedaman klo lagi spedaan suka lupa bawa sarung

Anonymous said...

ada apa dengan adzan????
bukan adzan temen loe di kampus kan :D
hehehhe

Anonymous said...

nunggu adzan lebih nikmat,
bahkan bila berteriak ke dalam jiwa sendiri: "SHOLAT ITU LEBIH BAIK DARI DUNIA DAN SISINYA!"...hmmmh...mantep banget, khususnya bwt orang pengejar karir sperti aye (bisa2 jatuh k jebak dunia)

iif_yusuf said...

wahh. kalo ditempat kerja saya yang dulu... saya sampe keluar ruang rapat ketika rapat sedang berlangsung hanya untuk sholat....
kebetulan saya sering banget nemu kejadian yang kayak gitu.....

Rhein Fathia said...

Hehehe... karena dakwah yang sebenarnya, ada di dunia luar sana. Bukan dalam organisasi yang hanya penuh dengan aktifis. Untuk apa dakwah pada orang2 yang sudah tahu?

http://rheinfathia.blogspot.com/2007/07/dakwah-dream-world-real-world.html

Anonymous said...

permisi..mw ikud ngment...^.^
Tp klo dbca2 agak aneh..
Ad adzan..,mlah brhenti cm ddgerin duank..
Mank klo d dnia kerja gtu,nyela boz bwat sholat g bz y?
Nb: saia blm krja,mkax tnya.. ^.^