Nov 1, 2006

Perih, Pulih

Kelabu jelaga memenuhi angkasa jiwa
Meneriakkan pengap yang tak jua luruh bersama gelisah
Sudahkah terbayar segala rencana
Dan cita-cita yang tak semestinya lelah
Atas usaha yang belum sepenuhnya terkerah?

Terlalu besar dunia bagi para pecundang perasaan
Yang impiannya tak jua terwujudkan
Terlalu mahal bening hati yang tertukar kelam
Yang khayalnya melampaui segala ketentuan

Lari kemana idealisme yang terasah sejak kaki melangkah Jika tekad harus dikalahkan semu yang sama sekali sia-sia?
Andai dunia harus ditaklukkan dengan tusuk kilatan pedang,
Mengapa tipu-dayanya masih saja diperturutkan
Dalam pertarungan yang kian stagnan?

Tinggallah segala kepicikan rasa
Yang belum seharusnya dikecapi segera
Bila fitrah terlalu mulia dibanding romantisme asa
Maka mulia bersama-Nya tak boleh dikalahkan segala
Terlalu panjang cerita yang tak tentu kapan akhirnya
Terlalu kecil sejumput kusam yang tak temukan muara
Terlalu luas padang pasir yang harus terhalang fatamorgana

Jika sejelas-jelas cahaya menerabas hingga ke rongga,
Mengapa cerahnya harus tertutup secuil mega?

Akhiri saja semua kisah
Jika kerikil lebih berharga dari mutiara indah.
Andai kehinaan bumi harus terganti ketinggian langit yang kaubayar dengan tertatih
Dan rangkakmu tertebus harum kesturi sang firdausi
Apalagi yang dapat diharap dari kusutnya hati,
Yang rindunya memerih tanpa tahu kapan ia akan pulih?

note : sebenernya aku ga tau nih mau ngasih judul apa... ada yg mau urun saran?

Gbrnya dr sini dan sini

0 komentar: