Apr 8, 2005

The Story of Bilal

Sahara membara. Siang begitu terik dan bukan kepalang panasnya. Dari ujung rambut hingga turun ke telapak, semua seolah membakar. Tak lelah-lelahnya peluh itu mengucur, menguras energi agar keluar seluruhnya. Pedih di telapak yang melepuh, masih coba ditahan demi tegaknya tubuh yang kian melemah.

Angin gurun berhembus sesaat. Menyapukan segenap pasir dan debu, menerbangkannya ke udara yang hampa rasa. Kering. Begitu sarat kerontang dahaga yang mencekat rongga dada.

Langkah-langkah tegap itu mempercepat geraknya. Menyeret tubuh ringkih yang semakin tak berdaya. Serupa, wajah-wajah bengis itu dengan mendidihnya gurun yang tak kenal ampun. Dan lagi-lagi tubuh hitam sang budak belian tergeletak kehabisan tenaga.

“Tarrr!!!!”. Cemeti itu mengumandangkan pekiknya, membelah cakrawala. Serta-merta pilu pun segera merambah rasa. Duhai... inikah rasanya berikrar setia pada-Nya saja? Entah sudah berapa ratus kali tali hitam panjang itu mendarat di punggung yang kian legam. Mendera-dera iga, menyayatnya menjadi lingkar-lingkar merah seraya mengeluarkan darah. Perih. Pedih tak terkira. “Tarrrr!!!”. Tali itu mengayun lebih keras. Kali ini membuatnya terpaksa menggelepar. Namun dikuatkannya iman yang kian kukuh menggelora, seraya menancapkan azzam hingga menghunus mantap di dalam dada. “Ahad... A..had... A....had...”. Dan sebuah batu besar pun menjegal nafasnya seketika. Bilal lunglai dalam hela nafas beraromakan asma-Nya.

Muhammad. Nama itu yang membuatnya bertahan sedemikian rupa. Ajarannya yang membuat Bilal hidup meski sakitnya jangan lagi ditanya. Siksa ini bukanlah apa-apa, batinnya. Kecintaan itu sudah membuatnya tak lagi memikirkan dunia. Ia hanya ingin beriman pada Allah Azza Wa Jalla.

“Tarrrrrrrr!!!!”. Tubuh Bilal tak kuasa melawan. Dadanya sudah tak kuat lagi menahan beban. Tapi panah keimanan sudah terpatri demikian dalam. Dan tauhid itu sudah tergenggam kuat tanpa mudah dipatahkan. Dan wajah-wajah bengis itu kian beringas menyiksa tanpa belas dan iba. “Katakan : Latta, Uzza, Manna!!!”. Tapi bibirnya tak dapat mengucap kata selain yang sudah diyakininya. “A......h…..a………......d........” Laa ilaa ha illallaah... sungguh tiada Ilah yang patut disembah melainkan Allah. Dan getar-getar cemeti pun beradu lagi dengan kulit punggungnya yang mulai panas mengelupas. Bilal menggelepar dan terkulai semakin lemah. Jasadnya nyaris habis dalam tingkah tuannya yang pongah. Tetapi jiwa sucinya melambung tinggi mengagungkan asma Robb-nya, dan surga pun bersiap-siap menyambut kedatangannya.

Segala puji bagi Tuhan
Hadir Muhammad bawa kebenaran
Walau disiksa dihina
Takkan sekali ku berpatah arah
Untukmu agamamu
Untukku kebenaran Tuhanku Siksalah jasadku
Takkan ku tunduk pada kejahilanmu
Karena mengalir di seluruh tubuhku
Kalimah Tuhan dari lidah Rasulku
Dan itu yang ku percaya...Deritaku menjadi saksi bisU
Tanda kasihku kepada Yang Terulun
Walau disiram debu yang menangis
Genggamku ini takku lepaskan
Panaslah sang mentari
Lafaz kalimah takkanku henti!!!


Big appreciation for Bilal ra.
Berharap dapat kususul dirimu di surgaNya.
Monday 07/03/05, 11:05 pm.

1 komentar:

Anonymous said...

[url=http://vioperdosas.net/][img]http://vioperdosas.net/img-add/euro2.jpg[/img][/url]
[b]buy dreamweaver, [url=http://sapresodas.net/]microsoft office 2007 enterprise german netload dlc[/url]
[url=http://sapresodas.net/]%22...ft office 2003 a...[/url] free windows xp download nero 9 torrent
and software shops [url=http://vioperdosas.net/]egghead discount software[/url] discount software australia
[url=http://vioperdosas.net/]accounting software reseller[/url] download free trial adobe photoshop cs4
[url=http://vioperdosas.net/]4 Pro Mac[/url] kaspersky reviews
order taking software [url=http://sapresodas.net/]buying selling software[/url][/b]