Jun 14, 2006

Memories that Will Never Be Forgotten

Bismillah.

Ada perasaan berbeda yang menelisik hati ketika kami –aku dan beberapa teman-teman BEM UI 0506- duduk berkumpul di balkon sekret BEM di pusgiwa lantai 2, Kamis 8 Juni lalu. Karena ruang dalam sudah penuh dengan BPH BEM baru (periode 2006-2007) yang tengah rapat, maka kami jadi seolah “tersingkir” di teras atas tersebut.
Demam PPS (post power syndrome –red) -kah ?!?!?
Ya, mungkin tidak salah sepenuhnya juga. Kami memang sudah tak lagi menjabat, karena sudah ada pengganti. Tapi toh kami masih dan akan selalu merasa memiliki BEM UI. Bahwa kami pernah menempati ruang sekretariat lembaga eksekutif kemahasiswaan tertinggi di UI ini, adalah sebuah kenyataan yang tak bisa dipungkiri. Bahwa kami pernah berbagi senyum, sedih, kesal, senang, susah, dan sebagainya di sini, adalah fakta tak terbantahkan yang kan terus menyejarah di muka bumi.

Banyak hal kami perbincangkan, mulai dari melihat-lihat foto kecelakaan Khemal dkk di Banyumas (Ya Allah, sehatkan Khemal ya…), jalan-jalan akhir tahun BEM, rencana silaturrahim BPH, baksos ke Jogja, sampai agenda utama: ifthor shoum sunnah hari Kamis. Dan masih ada saja debat-debat kecil tentang ifthor di Kantek atau tetap di pusgiwa. Masih ada tawa-tawa konyol bin melengking milik Mami Yuwa sampai celaan-celaan khas Andi Bapuk yang “sumpah enggak banget…” (Maaf ya, Puk…Tapi lo emang pantas mendapat celaan balik kok… ^_^ v).

Well…
Kami agaknya selesai sampai disini.
Walau masih ada 1-2-3-4 proker abadi macam Rumah Belajar, Lon Sayang Aceh dan sisa tugas pewarisan-pewarisan, kami harus sudahi segalanya.
Waktu sudah habis. Dan selesai sudah fase amal kami.
Masa juang yang tak selamanya harus berbalur luka, duka ataupun airmata.
Ada tawa disana. Ada canda. Ada pula senyum sumringah sampai tawa lebar yang menabur riang dalam gerak tunaikan amanah.

Jika waktu sudah berganti dan kami harus berhenti kini, maka kami percaya, akan ada darah-darah muda yang tentunya harus lebih baik dari kami saat ini.
Harus ada semangat-semangat baru yang meneruskan cita-cita memperbaiki diri dan lingkungan sekitar, yang mengejawantah
dalam berbagai kreasi dan profesionalisme yang tinggi. Harus ada gumpalan airmata yang terbuang tanpa sia, karena ia akan jadi saksi kepasrahan kita di hadapan Yang Maha Perkasa. Akan ada letih-lelah yang menjadi penanda segala jerih-payah, sebagaimana –yakinlah!- akan muncul pula gurat-gurat sukaria saat pekerjaan kita berakhir dengan ceria.

Sayang.
Kami harus berhenti disini. Suka-tidak suka, puas-tidak puas, menyesal ataupun lega, sesak itu tak bisa kami hindari.
Akan selalu ada kerinduan menjalani hari-hari penuh dinamika.
Akan selalu ada jejak-jejak ingatan yang hanya mampu dikenang-kenang.
Kalian ingat?
Peristiwa dengan Monde di awal membuat kami mawas bekerjasama dengan pihak luar dan berhati-hati terhadap media. Belum lagi oknum-oknum pengacak yang tak suka jika kita baik-baik saja. Atau moment Nikah Massal yang membuat banyak kakek-nenek jadi menikah ulang karena belum tercatat di dokumen pemerintah. Atau Olimpiade,
Musik Khatulistiwa, Baksos City, Beasiswa, Bedah Kampus, sampai aksi Admission Fee yang jadi symbol perlawanan terhadap arogansi penguasa kampus yang semena-mena. Atau teriakan-teriakan heroik “Hidup Mahasiswa!” di Bundaran HI dan istana negara. Pun berjuta duka saat seorang saudari kita, Iis Nur ‘Aisyah, wafat saat mencoba berkontribusi dalam baksos di Sukabumi… Pun peristiwa naas yang menimpa Khemal saat ia dan teman-teman lain ingin berbuat banyak bagi Jogja…

Ada banyak episode hidup disini.
Ada banyak momen demi momen yang begitu berarti.
Tapi sayang, kami sudah harus berhenti.
Akan ada medan lain bagi kami untuk terus mendinamiskan diri.
Akan ada pembelajaran lebih saat dunia baru menjelma di hadapan kami.
Akan ada sekelumit tantangan yang harus kami taklukkan, begitu keluar dari sini.

Sampai jumpa, kawan.
Kami akan selalu merindukan kalian, sebagaimana kita harus selalu merindukan ketinggian idealisme yang bersih dan berlandaskan nurani.
Kami akan terus mengenang segala juang, karena dari situlah kami belajar banyak bagi kehidupan ini.
Mari percayakan saja tautan jiwa kita pada Sang Penggenggam Hati, lalu panjatkan doa agar kelak kita disatukan lagi dalam keabadian yang hakiki.

Salam perjuangan.
Hidup Mahasiswa!
Hidup Rakyat Indonesia!


~Saudarimu, mantan BEM-ers 0506~


Perjalanan ini
Terasa sangat menyedihkan
Sayang engkau tak duduk
Di samping ku kawan

Banyak Cerita
Yang mestinya kau saksikan
di dalam kisah perjuangan


(Berita kepada Kawan, Ebiet G.Ade, dgn perubahan seperlunya.
special for almh.Iis Nur ‘Aisyah)

5 komentar:

Anonymous said...

JIKA HIDUP TIDAK UNTUK DAKWAH , TERUS KITA MAU
NGAPAIN..???


ANTUM PERGI PAGI
DENGAN SEMANGAT MENCARI DUNIAWI
JIKA ANGKOT MACET, LALU LINTAS MACET RIBUT ATAU SEWA
TAKSI
AGAR HARTA BURUAN TIDAK BERALIH DARI SISI

ANTUM PULANG MALAM
DENGAN JASAD YANG KELELAHAN
NYAMPE DI RUMAH MENDEKAM SAMPE PAGI DATANG

LUPAKAH ANTUM..?
RASULULLAH BAGAIKAN RAHIB DI MALAM HARI
DAN MENJADI SINGA DI SIANG HARI
SEMENTARA ANTUM
TAK PEDULI SIANG DAN TAK PEDULI MALAM
YANG PENTING DUNIA DALAM GENGGAMAN

SAHABAT COBALAH KITA RENUNGKAN
APA SIH YANG INGIN KITA GAPAI SAMPAI HARUS MEMBANTING
TULANG ..?
APA SIH YANG INGIN KITA BANGUN HINGGA PAGI DATANG..?
APA SIH YANG INGIN KITA RAIH HINGGA TUBUH BEGITU LETIH
..?

JUJUR AJA UNTUK URUSAN PERUT KITA BUKAN..?
BUAT BELI NASI BUNGKUS ATAU NASI UDUK BUKAN...?
MASUK PERUT DAN KEMUDIAN RAIB JADI KOTORAN..

JUJUR AJA UNTUK URUSAN RUMAH TEMPAT KITA TINGGAL
BUKAN..?
BUAT BELI KERAMIK, AC ATAUPUN BUSA
DINIKMATI , RUSAK, GANTI LAGI TAK BERKESUDAHAN..

JUJUR AJA UNTUK URUSAN KESENANGAN ANAK-ANAK YANG KITA
RINDUKAN
BUKAN..?
BUAT PAKAIAN , MAINAN, ATAUPUN POSTER-POSTER IDAMAN
DINIKMATI, MENGHILANG DARI PANDANGAN

JIKA KITA HIDUP HANYA UNTUK ITU SEMUANYA
MAKA HARGA DIRI KITA
NILAINYA SAMA DENGAN APA YANG KITA MAKAN
NILAINYA SAMA DENGAN APA YANG KITA KELUARKAN DARI
PERUT HITAM
NILAINYA SAMA DENGAN APA YANG KITA RINDUKAN

KARENA JASAD TAK UBAHNYA TEMBOLOK KARUNG
TEMPAT PENYIMPANAN SEMUA MAKANAN YANG KITA MAKAN
KARENA JASAD KITA TAK UBAHNYA PEREKAT
TEMPAT SEMUA KESENANGAN DUNIA MELEKAT

SEPEKAN, SETAHUN, SEWINDU KITA BANGUN SEJUTA PUNDI
UANG
KITA LUPA BAHWA KELAS YANG KITA BANGUN ITU PASTI KITA
TINGGALKAN
KITA LUPA BAHWA TEMPAT TINGGAL KITA SESUDAHNYA ADALAH
ISTANA MASA
DEPAN

TAPI SAHABAT
JIKA KITA HIDUP UNTUK DAKWAH
TIDAK ADA SETITIK HARAPAN PUN YANG KELAK DIRUGIKAN
TIDAK ADA SEBERKAS AMAL PUN YANG TIADA MENDAPAT
BALASAN

TAPI SAHABAT
DI DALAMNYA PENUH UJIAN DAN BATU KARANG
UJIAN HARTA, ANAK , ISTRI YANG KITA SAYANGI
DAN KITA HARUS YAKIN PENUH AKAN JANJI ALLAH
DI DALAMNYA TIDAK LEKAS KITA DAPATKAN KEINDAHAN
DAN KITA HARUS YAKIN BAHWA INILAH JALAN KEBAIKAN

SAHABAT...
JANGANLAH TERLENA DENGAN KESENANGAN FANA
JANGANLAH TERLENA DENGAN GEMERLAP DUNIA
ITULAH YANG ALLAH BERIKAN SEBAGAI HAK PARA MUSYRIKIN
DI DUNIA
TIADA USAH KITA IRI DAN BERFIKIR TUK HANYUT BERSAMANYA
KARENA KITA TAHU KEHIDUPAN MEREKA SUSUDAHNYA ADALAH
NERAKA
DAN MEREKA KEKAL DIDALAMNYA

SAHABAT...
JANGAN SIA-SIAKAN HIDUP DIDUNIA
BANGUN RUMAH DAKWAH
JIKA KITA DILUASKAN HARTA, KEMBALIKAN DI JALAN DAKWAH
JIKA KITA DILUASKAN WAKTU, HIBAHKAN DI JALAN DAKWAH
JIKA KITA DILUASKAN TENAGA, BERIKAN UNTUK LAPANGNYA
JALAN DAKWAH
JIKA KITA DILUASKAN FIKIRAN, GUNAKAN UNTUK MERENUNGI
AYAT-AYAT-NYA
JIKA KITA DILUASKAN USIA, MAKSIMALKAN BERIKAN YANG
TERBAIK UNTUK -
NYA

JANDAN JADIKAN DAKWAH SEBAGAI KEGIATAN SAMPINGAN
JANGAN JADIKAN DAKWAH SEBAGAI HIBURAN
JANGAN JADIKAN DAKWAH SEBAGAI AJANG GAUL SESAMA TEMAN
JANGAN JADIKAN DAKWAH SEBAGAI PENGISI WAKTU LUANG
JANGAN JADIKAN DAKWAH SEBAGAI SARANA MEMBURU UANG
KARENA KELAK YANG KITA DAPATKAN ADALAH JAHANAM
SEBAGAI BALASAN ATAS KEMUSYRIKAN YANG KITA JALANKAN

SAHABAT
JADIKAN DAKWAH SEBAGAI RUH KITA DI DUNIA
JADIKAN DAKWAH SEBAGAI RUMAH TINGGAL KITA DI DUNIA
JADIKAN DAKWAH SEBAGAI TUGAS UTAMA KITA DI DUNIA
JADIKAN BAHWA HANYA DENGAN DAKWAH DIRI KITA BEGITU
BAHAGIA
JADIKAN BAHWA TANPA DAKWAH KITA BEGITU MENDERITA

SAHABAT
JALAN DAKWAH INILAH YANG MEMBEDAKAN KITA
DENGAN PARA PENDUSTA AYAT-AYAT-NYA
DAN JIKA KITA HIDUP DI DUNIA INI TIDAK UNTUK TEGAKKAN
RISALAH-NYA
ITU ARTINYA KITA PUN SAMA DENGAN MEREKA
YANG LEBIH MENYUKAI NERAKA KETIMBANG SURGA
( NAUDZUBILLAH MIN DZALIK .... )
DAN JIKA KITA HIDUP DI DUNIA INI SEBAGAI TUJUAN
INGATLAH BAHWA TAK LAMA LAGI RUH KITA BAKAL DI CABUT
DARI BADAN

JIKA HIDUP TIDAK UNTUK DAKWAH
TRUS KITA MAU NGAPAIN..?

MAU JADI AYAM..?
YANG PERGI PAGI PULANG PETANG..??
KURANG PETANG TAMBAHIN LAGI HINGGA TENGAH MALAM ..

TAPI MASIH MENDINGAN AYAM
KARENA IA RUTIN BANGUN SEBELUM ADZAN
DAN TERIAKKAN LAGU KEINDAHANYA
TAPI KITA
RUTIN SUBUH SETENGAH DELAPAN
APALAGI KALO AKHIR PEKAN
BISA JADI SUBUH HENGKANG DARI FIKIRAN
( ASTAGHFIRULLAH....)

MASIH MENDING AYAM
KARENA IA BERANI PILIH MAKANAN YANG IA INGINKAN
TAPI KITA
KITA MAKAN SEMUA YANG ADA DI HADAPAN
TIDAK PEDULI DAGING, TUMBUHAN , ATAUPUN BATU HITAM
SEMENTARA KITA DI KARUNIAI FIKIRAN DAN IMAN....

SAHABAT
JIKA HIDUP TIDAK UNTUK DAKWAH
TRUS KITA MAU NGAPAIN..???


salam pembebasan... !!!

Laa izzata ila bil islam... wa laa islam ila bi syariah ..!

berteriaklah dan berjuanglah untuk islam ...

febry said...

Jazakillah untuk postingan ini. aku menangis membacanya. bukannya apa tapi bentar lagi aku akan merasakan hal yang sama. Ada orang2 baru yang akan menggantikan posisiku di lembaga dakwah kampus dan itu berat. Rasanya aku tak ingin pergi, tapi memang kita harus pergi. Setiap masa ada pahlawannya. Dan masaku akan segera berakhir, tapi memori perjuangan indah itu tidak akan pernah berakhir.

Alfie said...

Karena setiap ada yang datang pasti akan ada yg pergi! masih banyak landang, yang harus di perjuangkan. jangan sedih yach'

Lita said...

Bukannya 'memories that will never be forgotten' ya? :)

Indra Fathiana said...

oiya...english-ku parah yah...jadi mo maluuu....
makasih ya lita..:)