Jun 29, 2006

Plagiat

Bismillah.

Aku baru merasakan betapa tidak menyenangkannya menjadi korban plagiat.
Plagiarism dalam kamus akademik adalah satu dosa besar. Pun halnya dalam pembuatan karya cipta dalam berbagai bentuknya.

Kebetulan beberapa tahun lalu aku pernah menulis artikel di eramuslim.com. Redakturnya waktu itu masih Bang Bayu Gawtama, aku ingat sekali. Dan baru-baru ini aku menerima kiriman email berisi artikel tersebut. Begitu aku konfirmasi, sang pengirim mengatakan ia mendapatkannya dari sebuah website dan nama penulisnya adalah orang lain!

Ini bukan masalah ikhlas-tidak ikhlas…
Ini bukan soal anonimnya nama kita akan memudahkan menyingkirkan rasa riya’ dalam melakukan suatu perbuatan.
Bukan.
Tapi ini masalah kejujuran.
Ini tentang bagaimana kita mau dengan sadar dan rela mengakui karya orang lain..
Ini juga soal bagaimana kita bisa mengalahkan rasa minder karena kita tak mampu membuat seperti yang orang lakukan. Ini soal bagaimana kita mau berbesar hati memajukan orang lain yang memang layak mendapatkan balasan dari apa yang ia usahakan, atau ber-tahu diri untuk tidak lancang menyerobot apa yang bukan haknya.
Bukan sekedar kadar integritas yang mungkin bisa dibuat-buat dihadapan manusia.
Tapi lebih jauh lagi, kadar keimanan yang tercermin dalam keseharian.
Ini tentang seberapa sadar kita tentang sekecil apapun zarrah yang akan mendapat balasan, dan tentang pertanggungjawaban kita di hadapan Zat Yang Maha Melihat dan Maha Mengetahui segala perbuatan.

Semester lalu aku baru saja mengambil mata kuliah pilihan identifikasi dan pengembangan kreativitas. Orang kreatif, menurut berbagai teori, adalah penemu, pemodifikasi, dsb. Pemodifikasi masih disebut kreatif, memang. Tapi sejauh mana modifikasinya, akan menentukan kualitas kreativitas orang tersebut. Apa jadinya bila modifikasi dilakukan hanya sebesar 0,009 % dari bentuk aslinya, dan pun demikian, masih tetap tak malu untuk mengklaim bahwa itu semua adalah karya orisinilnya?

Maka yang tampak adalah keterpaksaan.
Yang terlihat kemudian adalah ketidakjujuran.
Dan kepengecutan untuk sekedar menunjukkan bahwa hasil yang dibuatnya asal berbeda dengan bentuk aslinya.
Yang penting tidak terlihat sama 100 % dengan aslinya.

Yeah...kepada para plagiator.
Maaf, ini bukan masalah ikhlas-tidak ikhlas.
Tapi ini masalah kejujuran, nilai basic yang menentukan sejauh mana kualitas kreativitas, kemanusiaan, dan hatta keimanan anda.
Sudahkah yang terakhir ini anda pikirkan?



~Temen2,ajarinSettingAntiKlikKananDonk!

12 komentar:

FaraLest said...
This comment has been removed by a blog administrator.
FaraLest said...

mbak, tanya sama Bunda Inong deh. Bunda kan blognya nggabisa di klik kanan...

Anonymous said...

memangnya di eramuslim enggak ada arsipnya apa ya? kalau kagak ada, ya repot, kalau ada kan bisa dibuktiin. Makanya kalau saya sekarang artikel yang udeh pada di publish di media, sekalianin aja dipostingin di blog satu persatu, biar aja gratis semua boleh baca. toh udah dipublish ini. For free deh. Itung-itung amal, kasih pengetahuan buat orang banyak ya nggak. Lebih dari itu, orang kagak bisa klaim lagi. Soalnya saya juga pernah lihat beberapa artikel di koran tertentu, eh sebagian kutap-kutip aja tulisan saya, tanpa ngrujuk dari mana sumbernya. ya udah deh. "smile". b!

Indra Fathiana said...

itu dimuat taun 2003 di eramuslim.entah kenapa ga bisa dibuka.tp kalo cari di google masih keluar,walau pas diklik ga muncul. kalo di milis sih masih ada. smtr yg diplagiat dimuat di kotasantri.com taun 2006. bukan masalah amal,ikhlas, atau apapun itu. tapi kejujuran, satu hal yang sy junjung tinggi selama ini... :(

jundihasan said...

emang tulisannya yang mana sih ukh?..

Indra Fathiana said...

judulnya "Menjadi Apapun Dirimu". search di google (eramuslim) masih ada, tapi gak bisa dibuka. kalo buka di milis salamukhuwah@yahoogroups.com juga masih ada, taunnya 2003. sementara di kotasantri.com, yang nulis orang lain, dikirim taun 2006, dan sudah diubah sedikit beberapa kalimat terakhir :(
bbrp orang juga sudah memuatnya di blog masing2 tanpa mencantumkan nama penulis asli...
halah2...where is the honesty...

RoSa said...

hmmm...memang menyakitkan menjadi korban plagiarisme...koq kita bisa samaan sih Ukh???:(

M. Awan Eko Sabilah said...

andai setiap orang meng-"klaim" setiap untaian kata adalah miliknya, layakkah kita?
afwan ukh, anti benar tapi kemudian sisi lain dari semuanya adalah ujian kesabaran kita serta kesempatan u merenung tentang orientasi untuk menebarkan kebaikan (via tulisan ) tanpa unjuk eksistensi diri apalagi sekedar asa untuk riuh rendah tepuk kekaguman kepada diri yang sejatinya teramat banyak kelemahan yang ditutupi-Nya......afwan...^_^

Indra Fathiana said...

iya awan...makasih byk. tapi yg sy tekankan disini (ampe ga bosen2 sy bilang neh), adalah kejujuran, kejujuran dan kejujuran.
masalah ikhlas gak ikhlas, itu bahasannya lain lagi.giitu. okeh?!

M. Awan Eko Sabilah said...

iye deh......hayo kepada plagiator cepetan insyaf,waspadalah...waspadalah....waspadalah....nanti di yaumul hisab ada orang digerbang pintu neraka diatanya malaikat " kenapa kamu masuk neraka?" orang itu menjawab dg jumawa " aku korupsi Rp 1,3 T ", nggak malukah anda jika jawaban anda adalah " karena saya mengklaim tulisan yg bukan hak saya" apa nggak malu coba ama penghuni neraka lainnya :) just kidding ...moga ALLOh mengampuni kita .....tetep semangat ukh !!!!!

M. Awan Eko Sabilah said...

afwan ukh, out of our "discuss", anti punya contoh pertanyaan kuisoner u mengukur (identifikasi)tingkat moralitas remaja ( gaya hidup, perilaku seks, dll ) nggak?, please yak....coz skrng ana ada amanah DS,kalo' bisa sebelum awal agustus,kirim via japri : alghifary@eramuslim.com
jazakillah ....

^_^

icang69-Trik jitu menjebak para plagiat said...

Memang agak susah menerima kenyataan...