Riung-riung knalpot berebut berteriak.
Bising.
Belum lagi gaduh gendang tak beralur.
Pusing.
Dimana-mana bendera.
Spanduk.
Poster.
Baliho.
Yang satu berkumis tebal,
Yang lain tebar senyuman.
Yang satu berpengalaman,
Yang lain tawarkan perubahan.
Ada yang mencoreng mukanya, tapi ia berbangga.
“Aku pilih engkau,” katanya.
Ada juga yang histeria berpesta.
“Lumayan, dapat uang makan,” ujar kebanyakan mereka.
“Kaosnya, Pak,”.
“Stikernya...”
“Duitnya?”
Ah...
Semoga tak lupa kita pada hakikat amanah.
Semoga tak alpa kita akan hakikat kata-kata.
Padahal sosok Umar yang sederhana sudah lama mencontohkan gerak ketimbang retorika.
Padahal Abu Bakar sang sosok penyabar, sudah banyak menyemaikan pengorbanan daripada tuntutan.
Padahal juga Muhammad, yang punya segala, sudah tak berruang-waktu menjadi teladan.
Ya.
Hari ini masih saja,
Riung-riung knalpot memekakkan kalap-gembira.
Eksistensi sebelum menguasai
Ibukota jantung negeri
Sementara merah-putih Jakarta hanya mampu melambai bertanya,
“Siapa pemimpinku selanjutnya?”
Selasa,ditengahHirukPikukKampanyePilkada.
31.07.07 : 23.30 wib.
Pesan sponsor : Supaya suara Anda sah, coblos 1 aja yaa ^_^
gbr dari jsattaubah.multiply.com dan http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/f/fauzi-bowo/index.shtml
Aug 3, 2007
Campaign
Diposkan oleh Indra Fathiana di 8/03/2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 komentar:
Great rreading your blog post
Post a Comment