Aug 3, 2007

Dear A...


Dear, A…

Assalaamu’alaykum wrwb.

How are you there? Hope fine ya.
Aku tau kamu pasti baca postingan ini. Makanya aku sengaja posting deh. Hehe…

Gimana euy dengan siap2 walimahannya?
Wahh…akhirnya, dapet orang seberang juga.
Makanya tuh, be ware of your words, A. Kata-kata bisa jadi doa lho.
Bahkan kelebatan pikiranpun, katanya, bisa jadi kenyataan.
Yah, baca sendirilah ya buku The Secret-nyah…

Btw, inget gak sih A, waktu kita share banyak banget hal…
Untung pake esia yah (lho?! Jadi promosi ginih…)
Hahaha… ^_^
Iya, jadi kamu bisa ngobrol lama sama aku.
Ingat, waktu kita diskusi tentang reinkarnasi dalam Islam, indoctrinize, sampai kenapa orang yang gak beragama interpersonal skillnya bisa lebih baik daripada yang beragama, padahal agama kita yang tertinggi dan tiada yang dapat menandinginya?
Seneeeennngg… banget, segala dahaga ketidaktahuanku akhirnya kamu jawab dengan smart, lembut, radiks dan lugas.
Kamu banget deh! Hehe…
Kalau dipikir-pikir, kayaknya aku banyak banget mengemukakan silly questions yah A?
Gak tau…
Cuman pengen tau aja. Kenapa begini…kenapa begitu.
Apa? Kamu nyaranin aku masuk S2 filsafat?!?!?
No, no. Makasih banyak deh. “Tidak!” sebelum aku tambah pusing.
Dan untungnya pertanyaan2ku kamu bisa banget jawabnya! (sampe aku bold deh tuh!)
Wahhh…aku salut!
Ya, aku mengenangmu sebagai orang yang wawasannya sangat luas.
Kamu cerdaslah pokoknya.
Gak rugilah bisa kenal sama kamu mah :)

Aku juga inget banget deh…waktu kamu marahin aku.
Marah semarah-marahnya. Dan aku cuma bisa terdiam mendengarnya.
Gila. Sekali-kalinya ini gua dimarahin orang tanpa bisa ngelawan!
Hehe…
Iya. Serem euy kalo inget dimarahin sama kamu. Apa ya waktu itu?
Oiya, soal firqoh…
Kamu bilang, “Islam ya Islam aja. Gak usah kamu anggap firqoh sebagai hal yang kamu sebut fundamental dan semacamnya… basicnya kan sama, Islam!”.
Dan aku cuma benar-benar mematung ketika itu.
Menangis.
Bukan masalah beda pendapatnya.
Tapi baru sekali-kalinya itu aku dibentak-bentak sama saudaraku. Hiks :’(
Dan kamu benar-benar terlihat amat sangat marah.
Gak ada yang benar-salah kan, A? Iini pilihanku untuk berada disini.
Walau kamu bilang perjalananku adalah sebuah kebetulan, dan aku gak punya pembanding karena cuma ketemu jalan yang itu doank, aku rasa aku sudah memilih yang ini.
Iya, aku tau kamu sudah banyak ‘mencicipi’ berbagai jalan, sehingga kamu lebih kaya pengetahuan dan bisa melihat dari langit bagaimana kelebihan-kekurangan masing-masing jalan. Tapi ya pokoknya aku memilih yang ini.
Haha… see how stubborn I am ya, A…
Gue banget deh n_n

Tapi kamu tetap saja mencari titik aman, A : mengatakan semuanya baik dan kamu mendukungnya.
Yah, setiap orang punya pilihanlah, A.
Kamu juga mendukungku berada disini, bukan?
Aku ngerti kok. Barangkali ‘chauvinistic’ itu yang harus sama-sama kita hindari.
Iya, Islam cuma 1. Bukan yang jama’ah, yang tarbiyah, salafi, hizbuttahrir, dst.
Dan pada akhirnya aku faham mengapa kamu sesensitif itu membicarakan ini.
“Kita satu, Inda. Gak peduli dari golongan mana. Jika kita muslim, jika kita membincangkan Allah yang sama, Muhammad yang sama, Qur’an yang sama, maka kita satu!”.

Oke, oke, aku terima aja deh ya pendapatmu. Fuh…
Capek euy dimarahin. Biarin deh ngalah daripada diomelin lagi… hehe.
Tapi aku tetep pilih yang ini ya (piss, A!). Ya kan kamu bilang kamu ngedukung apapun yang positif, termasuk jalan yang aku tempuh… Hehe… Ngeles deh aku :p

Hmm… A…
Apalagi ya yang bisa aku kenang dari kamu…
Oiya. Sebagaimana diriku, kamu bilang ada Umar pula didalam dirimu.
Huu…ngaku-ngaku.
Tapi gapapa. Kita kan meneladani beliau ya, A.
Tapi tunggu, kalau Umar marahnya kayak kamu waktu itu, aih… serem pisan.
Sometimes aku juga bisa seperti itu sih…
Yeah, itu kekurangan kita, aku rasa.

Tapi enggak juga ah. Kamu tetep bisa lembut, A.
Kamu bisa memasukkan nasehat tanpa aku merasa digurui.
Kamu jago banget nge-leading dan aku dengan suka rela dileading.
Kamu bisa ngarahin supaya aku gak keluar jalur.
Kamu juga bisa naklukkin keras kepalaku kalau lagi kumat, dengan kunci yang amat pas, kurasa :) (perasaan kumat mulu yah A? Haha…. Siapa suruh kenal aku, wek :p)
Kamu bisa kasih tau aku baaaaanyak banget hal yang aku belum tau.
Ah, kamu emang hebat, A!
Salut….salut….salut…. *standing applaus*

Oya A…
Dimana kamu akan menetap setelah menikah?
Senang ya. Sudah akan bertemu sang belahan jiwa.
Berlabuh deh kapalnya.
Pasti beruntung banget ya yang jadi pasanganmu nanti.
Iya, aku ikutan bangga.
Tapi aku agak-agak ngeri aja sih kalau amarahmu muncul begitu hebat.
Berlemah-lembut ya, A. Teladani Rosul kita, juga bunda Khadijah, Abu Bakar, dan orang-orang hebat lainnya.
Walau cemburu ‘Aisyah begitu kuat pada sosokmu, aku percaya kamu bisa.
Haha…
Kayaknya ada yang lagi ngaca nih ^_^

Well… A…
Ini saat kita berpisah.
Setelah kamu memutuskan untuk pergi jauh, apalagi yang aku bisa bilang…
Walau masih bisa telpon, sms, email, tetep aja sedih banget kehilangan kamu.
Tapi aku rasa kamu sudah mengambil keputusan yang tepat.
Jika itu tekadmu, aku rasa PR selanjutnya adalah komitmen atas apa yang telah kamu sepakati bersama.
Kamu boleh banget calling2 aku suatu saat nanti.
Kalau gak mau yaa…minimal blog ini masih bisa diakses lah… kecuali aku meninggal.
Hehe…
Ya abis gimana atuh. Kan kamu yang bilang sendiri supaya seperti itu…

Udah ya, A.
Selamat jalan.
It’s very very very nice to know you.
Berjanjilah kita akan menatap masa depan; tidak masa lalu, tidak pula masa kini yang membuat kita terpaku.
Percaya, aku sudah titipkan dirimu pada Sang Sebaik-baik Pelindung.
Jadi kita saling doakan satu sama lain ya.
Biarkan ‘sejarah mejikuhibiniu’ tersimpan dalam pasungan waktu.
Cukup, cukup kita saja yang tahu.

Ok. Aku pamit ya.
Makasih banyak-banyak buat semuanya. Buat sabarnya, kupingnya, cerianya, semuanya deh.
Kesalahanmu udah kumaafin. Hehe…
Kesalahanku juga kan?
Tenang. Aku udah sering ngalamin ini kok. Dan aku bisa melewatinya.
Kita pasti bisa. Harus bisa.
Oke?

Baik-baik disana ya, A.
Semoga Allah mengampuni dosa-dosa dan memberkahi sisa hidup kita.
Aamiin…

Wassalaamu’alaykum wr.wb.
~Saudarimu


gbr dari www.trendlines.com/zealots.asp

0 komentar: